LEM FIAI adakan Seminar Kemahasiswaan

Untuk meningkatkan daya kritis mahasiswa, Lembaga Eksekutif Mahasiswa (LEM) FIAI mengadakan seminar kemahasiswaan yang ditujukan bagi mahasiswa baru pada hari Sabtu, 1 Oktober 2011 di Hall FIAI. Hadir sebagai narasumber adalah Drs. H. M. Hajar Dewantoro, M.Ag., dosen dan mantan aktivis mahasiswa, Raja Rezki, Ketua LEM UII dan aktivis kampus Agus Rudiyanto.

 

Melalui tema Peran Mahasiswa dalam Merespon  dan Mengkritisi Kebijakan Kampus, panitia menganggap bahwa mahasiswa merupakan golongan tercerahkan yang diharapkan mampu untuk menjadi inspirator dan menjadi contoh bagi masyarakat. Saat ini, menurut Ketua Panitia Seminar, Taufik Nugraha, mahasiswa diharapkan bisa mengkritisi kebijakan dan permasalahan negara dan kampus sehingga perlu diberikan pemahaman peran mereka. Menurutnya membentuk karakter mahasiswa bukan suatu hal mudah,  diperlukan proses untuk menciptakan mahasiswa-mahasiswa yang kritis terhadap kebijakan yang dilahirkan oleh pemerintah dan kampus.

Selain itu, Taufik Nugraha, juga menyampaikan bahwa yang perlu dicermati adalah cara menyampaikan kritik itu sendiri dan alasan rasional yang melandasi kritik tersebut. “Mahasiswa harus lebih kritis terhadap setiap keputusan yang dikeluarkan oleh kampus melalui kritik yang membangun,  bukan menjatuhkan yang disampaikan dengan cara yang santun tanpa adanya anarkisme”, kata Taufik.

Sementara itu, Dekan FIAI UII, Dr. Drs. H. Dadan Muttaqien, S.H., M.Hum. dalam sambutannya mengungkapkan kebanggaannya terhadap kegiatan tersebut. Pasalnya mahasiswa FIAI UII masih memiliki ghiroh untuk menjadi manusia modern yang harus tahu peran dan konsepnya. “Mahasiswa berjumlah hanya 4% dari penduduk Indonesia yang ikut berperan, bukan bagian dari peran itu yaitu merespon, memiliki daya juang dan kritis terhadap realitas yang tidak sesuai dengan ketentuan atau kebutuhan bertujuan perbaikan dan  untuk mencerahkan manusia,” ungkapnya.

Selama seminar berlangsung, tampak sekali peserta sangat antusias mengikutinya. Hal itu terlihat dari rasa penasaran mereka terhadap materi yang disampaikan oleh setiap narasumber seperti peran mahasiswa, sikap mahasiswa terhadap berbagai kebijakan dan lainnya yang dianggap tidak sesuai dengan ketentuan sehingga mereka terbawa dan seolah-olah ingin segera bergerak.