PKBHI Amati Gerhana Bulan Parsial

Pusat Konsultasi dan Bantuan Hukum Islam (PKBHI) Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) Universitas Islam Indonesia (UII) bersama mahasiswa Prodi Hukum Islam mengamati gerakan gerhana bulan sebagian yang terjadi pada Sabtu (26/6) menjelang magrib di kawasan dekat Candi Prambanan. Kegiatan yang diselenggarakan oleh Planetarium dan Observatorium Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Pendidikan bekerjasama dengan Jogja Astro Club (JAC)  Yogyakarta juga melibatkan Himpunan Astronomi Amatir Jakarta (HAAJ), dan Jogja Astro Club (JAC).

Club Astronomi (CA) sejumlah sekolah juga hadir, diantaranya CASA (Club Astronomi Santri Assalam) Solo, CASAC (Club Astronomi SMA Colombo), CA. SMA Muhammadiyah 1 Prambanan,  SMP Muhammadiyah 3 Depok, CA. Corona SMA 3, CA. SMP 8 dan CA. Sirius dari Muallimin dan Tim Badan Hisab Rukyat Kanwil Depag Yogyakarta. Anggota JAC Yogyakarta, Muntoha, menjelaskan bahwa dipilihnya kompleks Candi Prambanan di Yogyakarta kali ini sebagai ajang observasi memiliki sejumlah maksud.

Gerhana Bulan Parsial Tampak di atas Candi Prambanan

Selain dikenal sebagai kota pendidikan, Yogyakarta juga memiliki klub astronomi amatir yang cukup dikenal dan beberapa klub-klub astronomi sekolah. Alasan lain adalah bahwa Prambanan pernah menjadi saksi jatuhnya meteor pada tahun 1797 di masa pemerintahan Sunan Paku Buwana III dan tercatat menjadi meteor yang jatuh di Indonesia untuk pertama kalinya. Sehingga Prambanan juga memiliki nilai arkeo-astronomis, sebuah perpaduan antara nuansa arkeologis dengan sains astronomi. Sebab hingga jatuhnya meteor tersebut juga belum pernah diteliti. Dipilihnya lokasi ini juga mengundang ketertarikan para astro-fotografer karena dari lokasi ini mereka dapat memotret sekuens gerhana dengan latar depan Candi Prambanan.

“Tujuan diadakannya kegiatan ini adalah dalam rangka menumbuhkan kecintaan terhadap ilmu astronomi di kalangan masyarakat kita khususnya di kalangan pelajar sesuai dengan visi dan misi lembaga,” ungkapnya. Sebelum kegiatan ini, menurutnya, Planetarium dan Observatorium Jakarta juga mengadakan kegiatan serupa yaitu Observasi Gerhana Matahari Cincin (GCM) yang diselenggaran di daerah Anyer, Banten.

Sebelum kegiatan, peserta berkumpul di SMA 1 Muhammadiyah Prambanan untuk mendapatkan pengarahan dan pelatihan singkat tentang astronomi populer oleh Drs. Widya Sawitar dan penyuluhan gerhana bulan parsial Drs. Cecep Nurwendaya, keduanya dari Planetarium dan Observatorium Jakarta.

Untuk memeriahkan acara dan menambah semangat peserta observasi, panitia mengundang M. Rayhan dan Ronny S, Himpunan Astronomi Amatir Jakarta (HAAJ) yang menyuguhkan teori dan cara pembuatan roket air sederhana berbahan botol air mineral dengan mengandalkan tenaga tekanan udara dari pompa angin. Decak kagum dan riuh tepuk tangan tampak pada saat peluncuran roket air yang melesat kencang.

 

Mahasiswa Hukum Islam FIAI saat Mengamati Gerhana Bulan Parsial

Setelah mengikuti rangkaian acara pembukaan, panitia dan peserta berangkat menuju lokasi pengamatan tepatnya di parkir utara panggung Ramayana Candi Prambanan guna melihat secara langsung proses terjadinya gerhana bulan. Dengan berbagai peralatan astronomi seperti binokuler, teleskop, video imaging, kamera yang dibawa oleh setiap rombongan, peserta terlihat antusias mengamati gerkan bulan yang mulai mucul perlahan-lahan menjelang waktu maghrib.

Kegiatan ditutup dengan sholat gerhana bulan dua rokaat, dengan membaca Surat Al-Fatihah sebanyak empat kali, diiringi empat kali rukuk, dan empat kali sujud kemudian dilanjutkan khutbah oleh Drs. H. Sofwan Jannah, M.Ag., dosen dan pakar falak FIAI UII. “Dari hasil pengamatan itu, ternyata ditemukan  cahaya bulan tepatnya pukul 20.27 WIB dan ketika solat maghrib berjamaah di ufuk bagian barat terdapat venus yang dikenal dengan bintang kejora,” ujar Sofwan.